Senin, 18 Oktober 2010
STUDENTS NAME ACADEMIC YEAR 2010/2011 KELAS XI.IPS 1, XI.IPS 2, n XI.IPS 3
1. Abdul Mutohar
2. Ade Abdillah Reza
3. Astri Wijayanti Ningsih
4. Bayu Yosa B
5. Beny B
6. Desnaria Sembiring
7. Diah Mustika Anwar
8. Eci Adria Sari
9. Fadel G
10. Frinsiska
11. Ghiva Fairza
12. Gilang P
13. Haris N M
14. Hayati
15. Intan Suci Amelia
16. Mila Triana
17. M. Hadyan
18. Periza Pahlepi
19. Pradana K
20. Putri Yuni Astuti
21. Reza Rizki W
22. Riani Eka sari
23. Riyando F
24. Sherly Luciana
25. Sherly Novita
26. Sri Rizki W
27. Zulasykin
28. citra Nelia
29. Gilang P
XI. IPS.2
1. Ade Armayeni
2.Arif Rahman W
3. Diah Kurnila
4. Dodi H
5. Dwi Prasetyo
6. Edwin Martines
7. Erlyn A
8. Fitrah Denok
9. Febri Kosdanita
10. Hikmatul Hayati
11. Junia Wati
12. Kadri Hidayat
13. Lina Nurfadilah
14. Kurnia Wahyuni
15.Firman Nur Iman
16. M. Fauzan
17. M. Rafi
18. Mona F
19. Nurcahaya M
20. Popi Almira
21. Tatih S
22. Rizal H
23. Rizki Andi
24. Rusmadiana
25. Surahmat
26. Widya Dwi M
27. Yulian S
28. Fauzan Azima
XI. IPS . 3
1. Abu Hasan
2. Adit Kurniawan
3. Adiyan M
4. Agus Sriyono
5. Arifah Afriana
6.Centy Melisa
7. Dede Martin
8. Dufri Elison
9. Fadilah Gestina
10. Hamelda
11. Hendas Wara
12. Jetro Agustino
13. Kumala Citra
14. Melda Fahindra
15. M. Agung M
16. M. Rafi
17. Nasti Irawani
18. Nita Wibowo
19. Parastri .s
20. Putri Khalidazia
21. Riani Setiansa
22. Rini Arnita
23. Ririn Permata S
24. Siti Khuzaimah
25. Suprastio H
26. Wan Anharul
27. Zuhriyah Novila
28. Chintya Permatasari
29. iwan Efendi
Rabu, 22 September 2010
Students name academic year 2009/2010 SMA 1 DUMAI. Kelas IX. IPA. I, Xi. IPA. 2 n XI. IPA.3
1. Agung tri anshari
2. Aisyah .J
3. Andrizal
4. Angga
5. Auliya
6. Awal. f
7. Azmi. A
8. Bety. R
9. Desy. A
10. Diva. p
11. Dwita. T
12. Endah Palupi
13. fina Yuliana
14. Ginanjar
15. Haza. T
16. Jos Briyan
17. Khairani
18. Lailatul. R
19. Maulana. z
20. M. Husni
21. Nur Hanifah
22. Olga R
23. Rachel. T
24. Rahmi.
25. Raka. A
26. Reza. Y
27. Ririn.A
28. Sukma Riyani
29. Sutrisno
30. Tri Sardiyanto
31. Wan Fitri
32.Yoshi. Agitha
33. Yosua.
34. Yusmidar
Kelas XI. Ipa. 2
1. Amanda. v
2. Arga Santoso
3. Ayu Malidya
4. Bagus. W
5. Briliane
6. Dewi . Aprianti
7. Dina Sartika
8. Elizabet putri
9. Farid Sadiqi
10. Fitrah Agung
11. Hervina
12. Irma Afriani
13. Jumirsa
14. Leonardi
14. M. faisal
15. Phery . s
16. Ramadan
17. Riana. R
18. Rizki Adriana
19. Sri Putri Latipa.
20.Tidaucy
21. Tri Utami
22. Ulfa Rahmata
23. Vela. N
24. Wahyu. F
25. Wanda. S
26. Yera hadi
27. Yogi
28. Yosef
29.Yoshe
30. Sonia
Kelas XI. IPA. 3
1. Adlil. S
2. Aminy. H
3. Annisa Wulandari
4. Astri Irma. S
5. Astria
6. Aulia Rahman
7. Dadang
8. Dina Fitria
9. Dwi Putri Riani
10. Ellya Rismayen.s
11. Elsa Novianty
12. Fedrick Imanuel
13. Fenny Setuarini
14. Ferry Prima Putra
15. Ganda Murphy.H
16. Hari Maya Azara
17. Ismail
18. Mita Fresandi
19. M. Abdurrahman
20. M. Adi Makayasa
21. M. Aidil Saputra
22. Mutiara Valentina
23. Nabila Rahmawati
24. Niko Arianto
25. Nurkamilia
26. Nurul Aini
27. Rian Adli
28. Samuel Mangala
29. Seffany Rulinda
30. Verawati
31. Willian Sandra
Kamis, 02 September 2010
SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA
Kamis, 29 Juli 2010
posting Kritik dan Saran SMA 1 Dumai
Siswa/i SMA I yang punya unek-unek tentang sekolah kita tolong di poskan di blog ini, tapi ingat kata-katanya harus sopan dan santun yang akan bapak proses dan ini adalah untuk kemajuan sekolah kita.
dan juga unek-unek siswa/i tentang pribadi bapak kalau ada tolong sampaikan di sini atau pun dengan cara yang lainnya!
thanks
ttd
Suhardi, SPd.I
Nip:197902142009041001
Sabtu, 19 Juni 2010
THE STUDENTS SCORE WHO FOLLOW REMEDIAL TEST ON THURSDAY 17 JUN 2010
Selasa, 15 Juni 2010
REMEDAL SCHEDULE
Senin, 14 Juni 2010
REGULASI SISTEM PENDIDIKAN TIMUR TERHADAP INVASI BARAT
REGULASI SISTEM PENDIDIKAN TIMUR TERHADAP INVASI BARAT
(Suatu Tinjauan Persepektif Pendidikan di Indonesia)
SUSIANA, MA
Staf Pengajar Bidang Pemikiran Moderen dalam Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Tafaqquh Fiddin-Dumai
Jalan Utama Karya, Bukit Batrem II, Dumai
PENDAHULUAN
Berbagai permasalahan dunia pendidikan telah mewarnai wajah pendidikan khususnya di Indonesia, mulai dari perilaku siswa, mahasiswa, para guru (tenaga pendidik) maupun Dosen, yang memiliki kondisi permasalahan yang beragam. Ini merupakan salah satu representasi dari keadaan sistem pendidikan yang sekularistik-materialistik.
Dampak terhadap kondisi di atas menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mengalami krisis multidimensional dalam segala aspek kehidupan. Dalam sistem sekuler, aturan-aturan Islam memang secara sengaja tidak digunakan. Agama Islam, sebagaimana agama dalam arti barat, hanya ditempatkan dalam urusan individu dengan Tuhan saja. Agama telah diamputasi dan dikebiri kemudian dimasukkan ke dalam kotak tersendiri dan kehidupan berada pada kotak lainnya. Akibatnya, pada sistem sekuleristik lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama, seperti halnya sikap beragama yang sinkretistik serta paradigma pendidikan yang materialistik. Untuk sistem materialistik telah dinyatakan gagal melahirkan sumber daya manusia yang berkpribadian mulia yang berkesinambungan terhadap pengetahuan, ilmu dan teknologi (IPTEK).
Pembangunan sistem pendidikan moderen dalam Islam pada saat ini perlu ditumbuhkembangkan mengingat adanya invasi sistem pendidikan barat yang selalu mengedepankan kualitas dan kuantitas tanpa memasukkan unsur jiwa keagamaan. Persoalan kualitas, dimana sistem pendidikan Indonesia dapat tergolong jelek. Berdasarkan hasil penelitian dari The Political and Economic Risk Consultasy (PERC/2001) menyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia berada diurutan 12 dari 12 negara Asia bahkan lebih rendah dari Vietnam. Sementara berdasarkan hasil penilaian dari UNDP-PBB tahun 2000, menunjukkan kualitas SDM Indonesia menduduki urutan ke-109 dari 174 negara.
Jika diperhatikan, masyarakat dunia pada saat ini sedang bergerak ke arah employee society, sedangkan sistem pendidikan di Indonesia masih bergelut dalam melahirkan para pekerja (workers) yang mengesampingkan knowledge employee, dan ini juga menjadi batu loncatan awal sistem pendidikan barat dalam menginvasi sistem pendidikan timur dengan mengesampingkan unsur kerohanian.
Terdapat sejumlah pertanyaan yang muncul berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, yaitu :
Seberapa produktif sistem pendidikan Islam secara nasional yang dikembangkan pada saat ini dalam menghadapi invasi barat?
Seberapa besar biaya pengorbanan yang telah diberikan untuk pendidikan, sehingga membentuk jiwa keagamaan bagi peserta didik?
SISTEM PENDIDIKAN
Pendidikan memiliki berbagai macam definis. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan, dan cara mendidik).
Pendidikan dalam konteks upaya merekonstruksi suatu peradaban merupakan salah satu kebutuhan (jasa) asasi yang dibutuhkan oleh setiap manusia dan kewajiban yang harus diemban oleh negara agar dapat membentuk masyarakat yang memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi kehidupan selaras dengan fitrahnya serta mampu mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik dari setiap masa ke masa, tidak hanya di Indonesia secara khusus dan Asia secara umum, Timur Tengah maupun Barat, sama-sama memiliki tendensi tertentu dalam perwujudan sistem pendidikannya.
Qardhawi (1980) memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya ; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan kentrampilannya. Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.
Sistem Pendidikan Timur
Timur Tengah selalu identik dengan Islam, terutama jika mengkaitkan dengan bagaimana Islam berkembang yang kemudian muncul dengan pesatnya pelbagai kajian bidang keilmuan Islam melalui tokoh-tokoh ternama dari bidangnya masing-masing.
Dalam mendidik manusia, Islam mengambil hakikat kejadian manusia yang terdiri daripada jasmani, akal dan jiwa, sehingga Islam mendidik manusia secara menyeluruh, meliputi semua aspek kehidupannya sama ada jasmani, akal dan jiwa atau kehidupan yang bersifat maddi (material) dan maknawi (spiritual).
Langgulung (1980) merumuskan pendidikan Islam sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan sengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
2.1.1 Karakteristik Pendidikan Timur (Islam)
Azra (1999) menjelaskan ada beberapa karaktersitik pendidikan islam, yaitu :
Pengguasaan ilmu pengetahuan
Pengembangan ilmu pengetahuan
Penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan
Penyesuaian terhadap perkembangan anak
Pengembangan pribadi
Penekanan pada amal saleh dan tanggung jawab.
2.1.2 Paradigma Pendidikan Timur (Islam)
Gullick, (2001) dalam bukunya “Muhammad, The Educator” menyatakan bahwa Muhammad merupakan seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagian yang lebih besar. Tidak dapat dibantah lagi bahwa Muhammad sungguh telah melahirkan ketertiban dan stabilitas yang mendorong perkembangan Islam, suatu revolusi sejati yang memiliki tempo yang tidak tertandingi dan gairah yang menantang. Hanya konsep pendidikan yang paling dangkallah yang berani menilak keabsahan meletakkan Muhammad diantara pendidik-pendidik besar sepanjang masa, karena dari sudut pragamatis-seorang yang mengangkat perilaku manusia adalah seorang pengerah diantara pendidik.
Beberapa paradigma dasar bagi sistem pendidikan dalam kerangka Islam, antara lain :
1. Islam meletakkan prinsip kurikulum, strategi, dan tujuan pendidikan berdasarkan aqidah Islam.
2. Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan keimanan, sehingga melahirkan amal saleh dan ilmu yang bermanfaat.
3. Pendidikan ditujukan dalam kaitan untuk menbangkitkan dan mengarahkan potensi-potensi baik yang ada pada diri setiap manusia selaras dengan fitrah manusia dan meminimalisir aspek yang buruk.
4. Keteladanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sutau proses pendidikan.
Sistem Pendidikan Barat
Pendidikan barat menjadi ajang pertarungan ideologis, dimana tujuan dari pendidikan secara tidak langsung merupakan tujuan hidup. Seorang tokoh pendidikan dunia barat (John Dewey) berpendapat tentang tujuan pendidikan berdasarkan pada pandangan hidup.
Mazhab-mazhab pendidikan Eropa Barat dan Amerika mengadopsi sistem mazhab Yunani lama, yang mana bahwa di dunia inilah tujuan hidup sehingga ada yang mengingkari sama sekali wujud Tuhan dan hari akhir.
Tujuan pendidikan Barat adalah sebagai suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival) baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Dengan begitu tujuan pendidikan harus berpangkal pada tujuan hidup.
Karakteristik Pendidikan Barat
Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai, tetapi hanya bebas dari nilai-nilai keagamaan dan kebutuhan. Menurut Iqbal (2010) dalam al-Attas, ada lima faktor yang menjiwai budaya dan peradaban Barat yang mempengaruhi pola pikir ilmuwan Barat sehingga membentuk pola pendidikannya, yaitu :
Menggunakan akal untuk membimbing kehidupan manusia
Bersikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran
Menegaskan aspek eksistensi yang memperoyeksi pandangan hidup sekuler
Menggunakan doktrin humanisme
Menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan.
Perbandingan Sistem Pendidikan Timur dan Barat
Banyak kalangan berfikir bahwa sistem pendidikan Barat lebih tegas dan kreatif dibandingkan dengan sistem pendidikan Timur yang konservatif dan pendiam. Dari kedua sistem pendidikan ini akan mempengaruhi terhadap nilai-nilai kemaslahatan manusia, kualitas dan kepuasan dari kehidupan.
Megantoro (2009) dalam tulisannya tentang sistem pendidikan Barat dan Timur menyatakan bahwa perbedaan dari kedua sistem pendidikan ini adalah :
1. Pendidikan Timur menggunakan guru kelas sebagai pusat dan otoritas,
2. Sistem pendidikan Barat sebaliknya lebih banyak berpartisipasi dalam kelas.
Ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan Barat dibentuk dari acuan pemikiran falsafah mereka yang dituangkan dalam pemikiran yang bercirikan materailisme, idealisme, sekularisme, dan rasionalisme. Pemikiran ini mempengaruhi konsep, penafsiran, dan makna ilmu itu sendiri.
2.3.1 Pendidikan Barat
1 Memisahkan peranan agama dalam pengaturan urusan- urusan kehidupan secara menyeluruh.
2. Mementingkan keuntungan materi
3. Mendahulukan wawasan keilmuwan anak
4. Memfokuskan keinginan anak didik
2.3.2 Pendidikan Timur
1. Mendidik secara menyeluruh yang meliputi aspek kehidupan jasmani, akal dan jiwa.
2.Tidak hanya mengetengahkan pandangan, pendapat, ide atau teori yang menabahkan pembendaraan ilmu pengetahuan semata-mata.
4. Memiliki sistem pendidikan terpadu yang tidak hanya terkonsentrasi pada satu aspek saja.
Fenomena Pendidikan Indonesia
Penyelenggaraan sistem pendidikan di Indoensia berjalan dengan penuh dinamika, karena banyak telah dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu political will dan dinamika social. Political will sebagai suatu produk dari eksekutif dan legislatif merupakan berbagai regulasi yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan.
Dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1), pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pemgendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kentrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada saat ini, tendensi dikalangan orang tua terus meningkat dan merasa bangga memasukkan anak-anak sekolah di Sekolah Berstandar Internasional (SBI), dengan alasan bahwa sekolah ini memberikan kepuasan akan mutu pendidikan dan berkualitas. Pada dasarnya, sekolah-sekolah ini mengadopsi sistem pendidikan barat, yang notabenenya adalah sistem yang mementingkan keuntungan materi dibandingkan ukhrawi. Lebih mendahulukan wawasan keilmuwan daripada menerapkan penerapan akhlak.
Dalam UU No.20 Tahun 2003, Pasal (3) tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan definis dari kutipan UU Sisdiknas di atas, maka terdapat beberapa kecakapan hidup yang diharapkan dapat dimiliki peserta didik. Pada kondisi pendidikan di Indonesia, secara formal sistem pendidikan diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa yang bermartabat sesuai dengan tutunan agama. Namun, secara aplikasi bahwa sistem pendidikan di Indonesia sedang dalam perjalanan menuju di atas rel kehidupan sekularisme.
Terkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia, banyak pihak mengakui kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia adalah yang terburuk di kawasan Asia. Bagaimana tidak, hal ini karena pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial politik, termasuk persoalan stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanaan pendidikan membutuhkan rasa aman. Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang berarti antara penyelenggaraan pendidikan dengan kualitas pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang dihasilkan selama ini, meskipun masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini menunjukkan bahwa adanya kesenjangan pola berfikir yang digunakan para ilmuwan mereka sehingga menghasilkan karakter yang berbeda. Jika sumber dan metodologi ilmu di Barat bergantung sepenuhnya kepada kaedah empiris, rasional dan cenderung materialistik serta mengabaikan dan memandang rendah cara memperoleh ilmu melalui wahyu dan kitab suci, maka metodologi dalam ilmu pengetahuan Islam bersumber dari kitab suci al-Qur’an yang diperoleh dari wahyu, Sunnah Rasulullah saw, serta ijtihad para ulama.
Sebagaimana firman Allah SWT, "Kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya" (Surat An-Nisa: 59).
Jika Westernisasi ilmu hanya menghasilkan ilmu-ilmu sekular yang cenderung menjauhkan manusia dengan agamanya sehingga terjadi kekalutan di dalamnya, maka Islamisasi ilmu justru mampu membangunkan pemikiran dan keseimbangan antara aspek rohani dan jasmani pribadi muslim yang akan menambahkan lagi keimanannya kepada Allah SWT. Islam mempunyai sifat eksklusif sekaligus inklusif. Ketika berhadapan dengan masalah teologi, hakikat sifat-sifatNya, seorang muslim tidak boleh berkompromi dengan persepsi agama lain, kecuali yang berhubungan dengan masalah rubbubiyyah. Sebaliknya ketika membicarakan masalah nilai-nilai moral dan etika, maka pintu komunikasi, dialog dan kerjasama dapat dibuka seluas-luasnya.
DAFTAR PUSTAKA
________ (1990) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dn Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta.
________ (2003) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Fokus Media.
Azra, A (1999) Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, PT. LOGOS Wacana Ilmu, Jakarta.
Gullick (2001) Muhammad The Educator, ebooks Online, http://www.stidnatsir.ac.id
Iqbal, M (2010) Perbandingan Karakterstik Pendidikan Barat dan Timur, Final Comparative Education,
http://islamiceducationonline.blogspot.com/2010/ 01/comparative-religion-analisys.html.
Langggulung, H (1980) Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, al-Ma'arif, Bandung.
Qardhawi, Y, (1980) Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, (Terjemahan. Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad), Bulan Bintang, Jakarta.
Kamis, 10 Juni 2010
REMEDIAL TEST
STUDENTS SCORE WHO FOLLOW SEMESTER TEST, ON WEDNESDAY, 9 Jun 2010 SMAN 1 DUMAI, CLASS XI.IPA. 1, XI,IPA.2 n XI.IPA.3
Student names who got high score on semester test, slamat ya....!!
- Hervina 91
- Rizki 86
- Sri Putri 86
- Vella 83
- Riana 83
- Jumirsa 82
- Irma 81
Student Names who follow remedial test
- M. Faisal
- Arga
- Ramadhan
- Farid
- Sonia
- Yoshe
- Yosef
- Yogi
- Wanda
- Briliane
- Bagus
- Wahyu
- Amanda
- Ayu
- Leo
- Dina
XI. IPA. 3
Student names who got high score on semester test, slamat ya....!!
- Nurul 78
- Samuel 77
- Aulia. R 77
- Mutiara 76
- Elsa
- Fedrik
- Hari. M
- Wilian
- Niko
- Astria
- Nabilah
- Sefani
- Mita.p
- Astri
STUDENTS SCORE WHO FOLLOW SEMESTER TEST, ON WEDNESDAY, 9 Jun 2010 SMAN 1 DUMAI, CLASS XI.IPA. 1, XI,IPA.2 n XI.IPA.3
Students name who got high score n I say slamat ya...!!!
- Diva 90
- Agung 87
- Bety 86
- Desi 86
- Rachel 80
- Fina 78
- Azmi 78
- Olga 77
- Awal 77
- Sukma 77
- Ririn 77
- Rahmi 77
- Jos 77
- Angga 77
- Endah
- Reza
- Tri Sardiyanto
- Sutrisno
- Wan Fitri
- Yusmidar
- Yoshi
- Yosua